Kamis, 06 Oktober 2011

Sepucuk Surat Dari Dalam Mimpi

Suatu malam di mana aku mendapatkan surat dari dalam mimpiku
Di dalam isi surat tersebut adalah,suatu ungkapan rasa cinta yang teramat dalam
Dari seorang cewek,yang mendambakan seorang cowok di dunia nyata
Dan aku menggubah dan menyalin surat itu di selembar kertas putih catatan pribadiku
Inilah isi surat tersebut sobatku..?

Judul surat:
 Cintaku Seputih Salju

Wahai rinduku yang terbalut sepi
Wahai sayangku yang terkurung waktu
Wahai cintaku yang tertutup jarak angkasa malam

Ku tuliskan surat maya ini untukmu
Ku guratkan suara jiwaku yang membakar energi tubuhku
Karenamu lah aku seakan terlahir dalam alam gelap ini
Kau hidupkan diriku dengan kekuatan hayalmu
Hingga kini ku terlahir bak kenyataan yang kau rasakan

Di sini aku selalu gelap cintaku
Di sini aku selalu merintih sayangku
Di sini aku selalu menyayat-nyayat kerinduanku terhadapmu

Walau engkau mendengar jeritanku
Walau engkau mendengar serak parau tangisanku
Tapi gapaian tanganmu tak pernah sampai di pipiku

Sedih cintaku..Perih sayangku..Merana rinduku
Andai tubuhku bisa berdarah
Pasti akan ku persembahkan darahku,untukmu
Karena engkaulah yang menghidupkanku
Karena engkaulah diriku terlahir di alam gelap ini

OH..Cintaku..
Aku tak berwujud di duniamu
Aku tak mempunyai nafas di alammu
Aku sekedar jiwa yang mendambakan kenyataan
Aku sekedar atma yang menjelma di kegelapan malam

OH..Cintaku..
Tolonglah diriku ini dari siksa duniaku
Tolonglah aku dari gelap dan sakit
Hadirkanlah diriku di duniamu
Sebagaimana kau hadirkan aku di alam hayalmu
Hingga diriku bersemayam di alam gelapku

Cintaku tulus padamu
Rinduku terlahir dari jiwaku yang selalu memanggilmu
Cintaku seputih salju di duniamu

Cintaku..
Jemputlah aku di suatu tempat yang kau tak pernah singgah..
Jemputlah aku dari alam gelapku

Cintaku..
Aku yakin,suatu saat kita akan bertemu dan bersatu

Cintaku..
Carilah diriku ini,dan bawalah bersama langkahmu

OH..Cintaku..
Aku kan hidup dan terlahir, karena kau juga masih mencintaiku.




6-10-2011
oleh: ibaliano noveembra

continue reading