Kamis, 29 Desember 2011

Aku Masih Ingin Bersamamu

Ku masih ingin melihat sinar mentari itu bersamamu
Ku masih ingin menatap indahnya rembulan itu bersamamu
Ku masih ingin merasakan rintik hujan bersamamu
Ku masih ingin terpaan angin bersamamu
Ku masih ingin bernyanyi bersamamu
Ku masih ingin mencari kupu-kupu bersamamu
Dan ku masih ingin memanggil namamu dan kau panggil namaku,

Begitu banyak rintangan dan kendala yang kita hadapi selama ini
Seakan menguji kekuatan dan perasaan untuk saling menjaga
Begitu banyak kepahitan yang kita rasakan di siang dan malam kita
ooh kasihku..semoga di hari ulang tahunmu ini,kita kan menjadikan awal baru
intuk saling introspeksi diri,dan kita jadikan awal dalam menjalani hari-hari yang lebih baek dan lebih indah,

Aku tau kau sakit tanpaku
Dan akupun merasakan lemah tanpamu
Dalam darahku mengalir aliran darahmu
Dan dalam dadamu ter simpan desah nafasku

Kau lah jiwaku dan aku lah jasadmu
Dimana kau kan mersakan di situ pula aku jua merasakan

Sayangku..?
Ku haturkan sembah maaf kepadamu
Karena akulah sering kau rasakan sakit
Karena akulah kau kadang menahan pedih
Karena akulah kadang kau terisak pilu

Sayangku..?
Aku tak mau kehilangan kenangan indah itu
Aku tak mau membohongi dan menterlantarkan kerinduan kita
Aku kan selalu menghimpun kekuatan jalinan perasaan kita
Sampai apapun yang bakal merubah perjalanan kita,

Ku hanya mampu berdoa dan menjalani yang ada,
Mengertilah tentangku sayang,
Ku jua kan selalu mengerti tentangmu.


29-12-2011
ibaliano noveembra

continue reading

Sabtu, 17 Desember 2011

Budayawan Dan Sastrawan Angkatan 45

Budayawan Dan Sastrawan Angkatan 45,Mh Rustandi Kartakusuma
yang akrab di panggil Uyus,meninggal dunia dalam usia 87 th,
jum'at 11 april 2008 pukul 06.15 WIB di panti jompo Ria
pembangunan,cibubur,pria kelahiran ciamis,jawa barat,20 juli
1921,itu tidak menikah sampai akhir hayatnya,pada masa mudanya,
dia di kenal sebagai sastrawan yang produktif,di makamkan jumat
siang 11/4 di Tempat Pemakaman Umum Pondok Rangon,Cibubur.

Uyus pernah mengajar di Yale univercity dan harvard
Univercity,Amerika Serikat.juga pernah memberikan
kuliah di massachusetts institute technology atas
undangan sitichting voor culturele samenwerking.sempat
setahun tinggal di belanda dan belajar musik di
Muziekliceum,Amsterdam.

Pada masa tuanya,sejak 13 November 1996,Uyus  tinggal di panti jopo setelah
sebelumnya menumpang di rumah kakaknya di kebon sayur,jakarta 2004
Presiden Megawati Soekarno Putri ia menganugerahkan penghargaan satya lencana
kebudayaan atas jasanya mengembangkan kesusastraan dan kebudayaan sunda.
yayasan kebudayaan Rancage Ajip Rosidi juga menganugerahkan penghargaan
sastra Rancage atas cerpenya.


               Rustandi Kartakusuma
Sastrawan yang sempat berpolemik dengan St Takdir Alisjahbana ini, lahir di
Ciamis,Jawa Barat 20 juli 1921,berlatar belakang pendidikan Sekolah Desa
kemudian pindah HIS kristen,HBS bagian B di Bandung (1941).pada zaman jepang
Masuk Sekolah Guru Tinggi di Jakarta,setelah tamat sempat menjadi Guru SMP di
Garut,tapi setahun kemudian kembali ke Jakarta untuk belajar di sekolah tinggi islam
dan Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Akhir dasawarsa 1940-an,sajak dan esai esainya mulai tampil d majalah majalah
terkemuka di Indonesia saat itu,sdeperti Pudjangga Baru Mimbar Indonesia,
Zenith dll.dengan karyanya kumpulan sajak Prabu dan Puteri terbit (1950)
di susul dengan Rekaman dari Tujuh Daerah (1951)

Tahun 1951.Mendapat tawaran mengajar bahasa indonesia di Yale Univercity,
Amerika Serikat,setelah setahun dia mendapat tawaran untuk memberikan kuliah
musim panas di Harvard Univercyti dan MIT (Massachuset Institute of Technology),
Amerika Serikat.Mendapat undangan dari Sticussa (stichting voor culture Samenwerking)
untuk berkunjung Belanda selama setahun,dari sana ia pergi ke Belgia dan Spanyol
selama setahun,kemudian ke jerman untuk beberapa bulan,lalu akhirnya ke Paris
dan sempat menjadi Karyawan di KBRI.

Sekembalinya dari perjalanan,yang memakan waktu kurang lebih lima tahun itu.
Rustandi yang melihat sendiri kebudayaan barat di pusat pusatnya,berpendapat bahwa,seakan akan bangsanya mengikuti anjuran St.Takdir Alisjahbana hendak menghirup roh kebudayaan barat,
namun di lihatnya yang sebenarnya di anggap kebudayaan barat itu
hanyalah kebudayaan Belanda yang di barat sendiri tidak di pandang tinggi.
pandangan itu lalu di tunangkan dalam esai panjang yang berjudul Internasionalisasi Ciliwung''
yang di muat dalam Majalah siasat yang bersambung.

Banyak yang di kemukakan Rustandi masa itu,yang kesemua berhubungan dengan kebbudayaan Nasional.
Menurut pendapat Rustandi dalam kebudayaan Nasional Indonesia,terdapat dua aliran.
aliran St Takdir Alisjahbana yang mutlak berkiblat ke barat.yang lain,aliaran Sanusi Pane,yang menganggap kebudayaan Nasional Indonesia itu harus merupakan paduan dari Arjuna (Timur) dengan Doktor Faustus (Barat).

Tahun 1956 ia di minta memberikan pra saran dalam kongres Pemuda Sunda tentang kebudayaan.
Sejak itu minatnya terhadap kebudayaan daerah semakin berkembang.tahun 1963,mulai menulis cerita pendek dalam bahasa Sunda,dan kemudian setelah menjadi pemimpin redaksi Majalah Mangle (1964),diapun menulis roman yang di muat secara bersambung,di samping kritik dan esai,dalam masa itu pulalah,ia banyak membimbing para pengarang muda yang banyak menulis dalam bahasa Sunda,di antaranya AAM Amalia,Ningrum Julaeha,Adang S.dll.Setelah berhenti dari Mangle,Rustandi menjadi redaktur Majalah Gondewa.pada waktu memimpin Gonddewa iapun banyak membimbing para pengarang yang lebih muda
di antaranya Edi D.iskandar,Kholisoh M.E,dll.

Pada masa demokrasi terpimpin,Rustandi masuk organisasi LKN (Lembaga Kebudayaan Nasional) bahkan sempat menjadi ketua IV tingkat Nasional,selain tentang sastra ,iapun mendalami musik dan film.belajar musik ia lakoni ketika berada di belanda di Muzieklyceum di Amsterdam Belanda (1952-1953).dalam dunia filmpun ia banyak menulis skenario film Lagu Kian Menjauh.walaupun tidak pernah di buat filmnya.Pada festifal Film Medan,1974 Rustandi menjadi pemenang Sayembara Penulis Kritik Film Nasional.

Tahun 1960,dalam kongres kebudayaan yang di swlanggarakan BMKN di Bandung,Rustandi menolak hadiah Sastra Nasional yang di berikan kepadanya,untuk dramanya Kembang Merah yang Merah Semua (1958). pada tahun 1991,Majalah Mangle membuat nomor khusus untuk menghormati Rustandi yang genap berusia 70 tahun.tahun 1992,menerima Hadiah Rancage karena jasanya telah membimbing pengarang dalam bahasa Sunda yang kemudian jadi para pengarang andalan dalam bahasa Sunda,di tahun 2004,mendapat penghargaan Satya Lencana Kebudayaan dari Persiden RI,Megawati Soekarno Putri dalam jasanya mengembangkan kesusastraan dan kebudayaan Sunda.










continue reading

Sastra Angkatan 45 (1942-1966)


1. Latar Belakang
Mungkin sebagian Anda bertanya mengapa tidak dipakai Pujangga Angkatan ’42 untuk menyebut angkatan sastra ini. Alasannya karena golongan ini diberi nama kemudian, yaitu setelah proklamasi kemerdekaan. Usul Rosihan Anwar untuk nama angkatan periode ini adalah Pujangga Angkatan ’45 yang segera mendapat dukungan publik opini, meskipun beberapa kritikus mengkritknya dengan keras. Nama sebelumnya disebut Pujangga Gelanggang, karena mereka menulis dalam rubrik majalah Siasat yang diberi nama rubrik Gelanggang.
Latar belakangnya kita ikhtisarkan sebagai berikut.
  1. Pujangga Angkatan ’45 lahir dan tumbuh di saat revolusi kemerdekaan. Jiwa nasionalisme telah mendarah daging, karena itu suaranya lantang dan keras.
  2. Di zaman Jepang muncul sajak berjudul 1943 dari Chairil Anwar, prosa Radio Masyarakat dari Idrus, dan drama Citra dari Usmar Ismail.
  3. Pada tanggal 29 November 1946 di Jakarta didirikan Gelanggang oleh Chairil Anwar, Asrul Sani,Baharudin, dan Henk Ngantung. Anggaran Dasarnya berbunyi:
Generasi Gelanggang terlahir dari pergolakan roh dan pikiran kita, yang sedang menciptakan manusia Indonesia yang hidup. Generasi yang harus mempertanggungjawabkan dengan sesungguhnya penjadian dari bangsa kita. Kita hendak melepaskan diri dari susunan lama yang telah mengakibatkan masyarakat lapuk dan kita berani menantang pandangan, sifat, dan anasir lama untuk menyalakan bara kekuatan baru.
  1. Orientasi Pujangga Angkatan ’45 masih ke Barat, namun dalam penyerapan kebudayaan Baratnya ini mengalami pemasakan dalam jiwa, sehingga lahir bentuk baru. Karena itu, plagiat Chairil Anwar atas karya Archibald Mac Leish yang berjudul The Young Dead Soldiers tidak kelihatan, yang menjelma menjadi sajak Krawang—Bekasi. Namun pula di samping itu Chairil Anwar juga banyak berjasa dalam memodernisasi kesusastraan Indonesia, dalam penjiwaannya yang menjulang tajam.
  2. Setelah Chairil Anwar meninggal (Jakarta, 28 April 1949, dikuburkan di Karet), Surat Kepercayaan Gelanggang baru diumumkan dalam warta sepekan SIASAT tanggal 23 Oktober 1950. dokumen inilah yang dijadikan tempat berpaling untuk dasar segala konsepsi nilai hidup dan seni dari Angkatan ’45.
2. Karakteristik Karya Sastra Angkatan ‘45
a. Revolusioner dalam bentuk dan isi. Membuang tradisi lama dan menciptakan bentuk baru sesuai dengan getaran sukmanya yang merdeka.
b. Mengutamakan isi dalam pencapaian tujuan yang nyata. Karena itu bahasanya pendek, terpilih, padat berbobot. Dalam proses mencari dan menemukan hakikat hidup. Seni adalah sebagai sarana untuk menopang manusia dan dunia yang sedalam-dalamnya.
c. Ekspresionis, mengutamakan ekspresi yang jernih.
d. Individualis, lebih mengutamakan cara-cara pribadi.
e. Humanisme universal, bersifat kemanusiaan umum. Indonesia dibawa dalam perjuangan keadilan dunia.
f. Tidak terikat oleh konvesi masyarakat yang penting adalah melakukan segala percobaan dengan kehidupan dalam mencapai nilai kemansiaan dan perdamaian dunia.
g. Tema yang dibicarakan: humanisme, sahala (martabat manusia), penderitaan rakyat, moral, keganasan perang dengan keroncongnya perut lapar.
3. Peristiwa-Peristiwa Penting Yang Terjadi
a. Penjajahan Jepang (1942—1945)
b. Proklamasi kemerdekaan (17 Agustus 1945)
c. Agresi Militer Belanda I dan II (21 Juli 1949 dan 18 Desember 1948)
d. Penyerahan kedaulatan RI (12 Desember 1949)
e. Gebrakan Chairil Anwar dengan bahasa puisinya yang pendek, padat, berbobot, dan bernas dan struktur puisinya yang menyimpang dari pola sastra sebelumnya.
f. Diumumkannya Surat Kepercayaan Gelanggang pada 23 Oktober 1950.
4. Sastrawan-Sastrawan Angkatan ‘45
Di bawah ini beberapa sastrawan angkatan ’45 beserta karyanya.
a. Chairil Anwar (Kerikil Tajam dan Yang Terempas dan Yang Putus [1949], Deru Campur Debu [1949], dll.)
b. Idrus (Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma [1948], Aki [1949], dll.)
c. Pramoedya Ananta Toer (Cerita dari Blora [1963], Keluarga Gerilya [1951], dll.)
d. Mochtar Lubis (Tidak Ada Esok [1982], Harimau! Harimau!, dll.)
e. Utuy Tatang Sontani (Suling [1948], dll.)
f. Achdiat K. Mihardja (Atheis [1958], dll.), dll.
Selain sastrawan yang disebutkan di atas, masih banyak lagi sastrawan Angkatan ’45 yang belum disebutkan.
5. Relevansi Antara Sastra Angkatan ’45 Dengan Kehidupan Saat Ini
Pada masa kehidupan sastra angkatan ’45, kita ketahui berbagai macam peristiwa terjadi. Hal ini menjadi nilai positif bagi sastrawan untuk berkarya secara bebas dan maksimal. Namun, karya-karya dan peristiwa-peristiwa yang dialami mereka tidak selesai sampai di situ saja karena ada kesamaan antara sastra Angkatan ’45 dengan kehidupan kita saat ini, antara lain sebagai berikut.
a. Pada masa angkatan ’45, Chairil Anwar—si binatang jalang—walaupun melakukan suatu gebrakan dengan bahasanya yang singkat tetapi bernas itu telah melakukan beberapa kebohongan yang membuatnya dicap sebagai plagiator. ia menjiplak puisi The Young Dead Soldiers Archibald Mac Leish dengan menggantinya dengan nama Krawang—Bekasi.
Dalam kehidupan kita saat ini, penjiplakan-penjiplakan karya seperti ini sering terjadi. Salah satu contoh perseteruan antara Ahmad Dhani (Dewa) dengan Yudhistira A.M.N. akibat penjipakan yang dilakukan Dhani terhadap karya Yudhistira, Arjuna Mencari Cinta.
b. Novel Harimau! Harimau! karya Mochtar Lubis yang mengisahkan tentang kebobrokan seorang pemimpin yang dalam karya itu diperankan oleh tokoh antagonis, Wak Katok. Wak Katok dalam karya Mochtar Lubis tersebut diceritakan sebagai pemimpin yang merupakan dukun yang ahli membuat jimat dan juga seorang yang ksatria dan sakti. Namun, pada akhir cerita, kebenaran bahwa Wak Katok adalah seorang dukun sakti tak terbukti. Ini mengindikasikan kebohongan yang dilakukan Wak Katok karena telah menipu masyarakat dengan ceritanya yang telah membunuh tiga ekor harimau hutan. Bahkan Wak Katok sendiri harus rela dibunuh oleh seorang anak muda yang menjadi pengikutnya.
Relevansi karya sastra tersebut dengan kehidupan kita di masa kini adalah banyak pemimpin kita yang akhlaknya bobrok. Mulai dari kebohongan-kebohongan, penyelewengan-penyelewengan, korupsi, hingga kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat. Bahkan kekalahan Wak Katok oleh pemuda dapat kita analogikan sebagai salah satu bentuk dari kekalahan rezim Soeharto dalam realitanya pada masa sekarang.
Novel Harimau! Harimau! mengajak kita untuk merenungi arti pemimpin yang sebenarnya dan penghentian pe-mitos-an terhadap seorang pemimpin.
c. Pertentangan antara golongan tua dengan golongan muda yang terjadi antara sastrawan Angkatan tua (Angkatan sebelum ‘45) dengan Angkatan muda (Angkatan ‘45). Angkatan ’45 menginginkan sastra Indonesia menjadi bagian sastra dunia yang universal, artinya tidak hanya menjadi konsumsi bangsa Indonesia saja, tetapi juga dapat dinikmati oleh masyarakat dunia. Sehingga mereka melakukan perombakan berupa pernyataan yang terkandung dalam Surat Kepercayaan Gelanggang yang juga merupakan konsepsi Angkatan ’45.
Dalam kehidupan saat ini juga ditemukan pertentangan antara kaum tua dan kaum muda. Biasanya yang dipertentangkan adalah masalah budaya. Contoh yang membuktikan hal tersebut terlihat dalam novel karya Putu Wijaya, Putri. Novel itu membahas pertentangan antara dua golongan yang mempertahankan adat lama dengan bentuk baru yang dibawa dan diperkenalkan oleh golongan muda.



17-12-2011
ibaliano noveembra

continue reading

Jumat, 16 Desember 2011

Puisi Bahasa Sunda

Ibun Harepan
kamari rundayan katineung rek dipalerkeun
bongan mawa eurih
nu ngageuri kana ati
ngabudalkeun kingkin
jeung rambisakna rasa

tadi,
ku naon salira ngaririhan deui
mawa ibun sanajan sakeclak
nu nyirungan deui katineung
nu ngahaja rek disinglar

duh gamparan,
guligahna rasa
hamo bisa disidem deui..


 Bulan ngalimba
sanajan bulan tumunggal
caangna mah bati nu hegar
bangun nu teu ngemu tunggara

sanajan bulan nyorangan
teu risi ngambah sagara peuting
nganti bentang nu baris marengan
nganteur nyorang simpena peuting
nepi ka balebat nyampeur
nyinglarkeun kahieum ati


 Ayeuna
Jeujeur harupat tuluy ngipisan
indung suku tuturut peot
awak jadi budak
waragad teu walakaya

geuning teu di kawit teu di pungkas
kokojayan dina lantaran
sebrot hareudang hiliwir angin
ngalengkah numut sarangenge

los kaditu los kadieu
ngarenghap tuluy hah heh hoh
mmm, ngajerit diudag seuri
Nya ayeuna mah ayeuna...


 Mapag Ramadhan
estu manusa di na hirupna
taya ieuh nu sampurna
pinuh cidra reujeung dosa
campelak di na polah katut basa

poe ieu bulan sya'ban rengse kalakon
ayeuna urang papag bulan romadhon

bageakeun ku rupaning ibadah
mangpaatkeun pikeun muhasabah
dikawit ku wening ati herang manah
neda hampura na pikeun sakur laku lampah

wilujeng ngalaksanakeun shaum romadhon


 Hirup

Hirup teh cita-cita
ngudag-ngudag mangsa jeung rasa
Hirup teh tunggara
upama tresna kalid sulaya
Hirup teh seuneu
nu ngaduruk lulurung sukma
Hirup teh ibadah
rela ihlas ngumawula

Hirup teh aci-acining:
Bagja!


16-12-2011
ibaliano noveembra


continue reading

Puisi Bahasa Sunda

Cekidot Puisi Bahasa Sunda :
Tos kageugeut hate eneng ku Aa
Moal peugatku katresna sagede gunung
kanyaah, kadeudeuh eneng
moal endag kuangin topan
moal luntur kahujanan
moal putus tina titingalian hate
gurat seuneu patingburisat di langit luhureun panyalindungan
langit ceudeum katutupan mega nu ngagulung nyiliksik asup kana hate ngalimpudan rasa na jero dada
hawar-hawar sora hariring melengking
ngurilingan peuting nurihan hate nu keur rungsing
hiliwir angin peuting mawa talatah liwat kalakay
cenah manehna ayeuna keur tunggara
euh aya naon atuh AA
caritakeun katunggara teh
dinu hate pangjerona ngan sahiji nu abadi
najan deukeut, atawa jauh tapi leungeun hatemah aya dinu dada
Nu ieu mah kenging ceu Chye Retty Isnendes
Hirup
Hirup teh cita-cita
ngudag-ngudag mangsa jeung rasa
Hirup teh tunggara
upama tresna kalid sulaya
Hirup teh seuneu
nu ngaduruk lulurung sukma
Hirup teh ibadah
rela ihlas ngumawula
Hirup teh aci-acining:
Bagja!
Teuteup jeung Imut – puisi bahasa sunda
Lebah pertelon pasosore aya teuteup jeung imut
Teuteup nu matak nembus jajantung
Imut nu ngelet matak nyeredet kana hate
Di lebah dinya rasa sono patepung deui
Lebah pertelon silih teuteup ku ka deudeuh
Lebah pertelon silih baledog imut ka asih
Lebah pertelon silih patarema kaanyaah
Lebah pertelon silih mantengkeun katresna
Lebah pertelon teuteup jeung imut anjeung matri dina ati
Teuteup jeung imut nu eta moal bisa ditepungan deui
Geus kalimpudan ku waktu
Teuteup jeung imut nu eta geus ngancik dina ati
Anu moal bisa leungit deui
Kanggo Salira – puisi bahasa sunda
jungjunan
wengi ieu karaos pisan sonona..
beuki lami..
beuki dieu..
unggal usik
unggal malik..
duh..
geuningan rindat salira nu karaos..
..
aya anu gumuruh dina lebet dada ..
tos lami teu kedal..
mung ukur dibuni-buni..
disimpen dinu pangnyingkurna..
geuning ayeuna..
..
kuring bagja pisan
anu karaos teh endah..
duh..
iraha atuh tepang..
iraha atuh nyarandekeun kadeudeuh ka salira..
ngaraoskeun seungitna cinta ti salira..
ngaraoskeun cai soca anu lungsur bakatku bagja..
ngaraos bungahna..
basa gugah teh geuning aya salira
bari neutuep geugeut..sono..deudeuh.. nyaah..tresna..
kasono teh ngan ukur kagungan salira.
..
salam sono sareng katresna..
Mapag romadhon
estu manusa di na hirupna
taya ieuh nu sampurna
pinuh cidra reujeung dosa
campelak di na polah katut basa
poe ieu bulan sya’ban rengse kalakon
ayeuna urang papag bulan romadhon
bageakeun ku rupaning ibadah
mangpaatkeun pikeun muhasabah
dikawit ku wening ati herang manah
neda hampura na pikeun sakur laku lampah
wilujeng ngalaksanakeun shaum romadhon
Katresna Kanggo Salira
jungjunan…
kacinta
katresna
kadeudeuh
kanyaah
kasono
kaheman
ka salira…
beuki…. muka….
lawang katresna ka salira… beuki muka
panto ka sono kasalira beuki… molongo
jandela ka kanyaah beuki muka
Ibun harepan
kamari rundayan katineung rek dipalerkeun
bongan mawa eurih
nu ngageuri kana ati
ngabudalkeun kingkin
jeung rambisakna rasa
tadi,
ku naon salira ngaririhan deui
mawa ibun sanajan sakeclak
nu nyirungan deui katineung
nu ngahaja rek disinglar
duh gamparan,
guligahna rasa
hamo bisa disidem deui..
Dina Impenan
Jungjunan…
unggal dinten ..
nu diantosan wartos salira
nu diimpen mung salira
sanaos tara nyarios dina impenan..
mung ukur gumujeng bari ningalikeun..
deudeuh pisan..
duh..
jungjunan
..
tapi geuningan nyata..
salira geuning nyaah pisan..
deudeuh pisan..
tresna pisan..
ah..
kuring bade teras gugah..
bade nguping wartos ti salira
bade merhatoskeun salira..
bade nyiar impenan anu katunda..
..
duh..
pamugi leres..
ieu teh bakal wujud..
masing teu terang iraha waktosna..
iraha jantena
duka atuh..
meni hese..
..
kabungah teh geuning aya hahalangna..

   
16-12-2011
ibaliano noveembra

continue reading

Puisi Jawa

 Geguritan adalah puisi jawa atau dapat disebut dengan puisi dalam bahasa jawa
Berdasarkan jenis yadnya, geguritan dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu antara lain:
1. Geguritan Dewa Yadnya
2. Geguritan Manusa Yadnya
3. Geguritan Pitra Yadnya
Karena diatas sudah dijelaskan tentang pengertian geguritan, maka berikut ini akan dipublikasikan contoh geguritan
Contoh Geguritan 1
Crita Saka Manca
ing papan sarwa salju, aku
ngangen-angen lawang gubug binuka
ana bedhiyang lan lincak


nanging wis kebacut dadi salju
guritan apadene kekarepan
nglinthing bareng tumiyupe angin
nunjem-nunjem dom periih
sadawane wengi


kangmangka ing ngisor salju pinendhem candhi
sing durung kober kababar unine prasasti


Contoh Geguritan 2
Babad Wedhi Pasisir
Sorene sore jingga
wengine wengi biru
kembang pandhan mesem marang mbulan
tangane ngawe-awe sajak kemayu
apa hiya iki dayane layang atimu
sing jare bakal ditulis kalane ijen
lan sendhang mung amping-ampingann jendhela
sing wengi iki isih panggah binuka?


biyen aku nate apal gojegmu
kepiye nalika bingung ndhedher sagegem guritan
ing lemah suwung pinggire taman
ora ketang mbalang liring sambi mungkur
nyamudana wingkis sakehing kekarepan
nutup kudhuping kekembangan


iki babad wedhi pasir
pinaes ganda aruming mawar
rarasing riris dhadha kumesar
Contoh Geguritan 3
Petenging Wegi
sumribit angin ngelus langit sore
manuk sriti bali ing pucuking cemara
nganti tekaning wengi sing nyenyet
gawang-gawang katon pasuryanmu
gawe tambah kekesing angin sore
tumlawung rasa kang ngulandara
wengi bakal tumeka maneh
bareng karo wewayanganmu
kang bakal ngebaki impen petenging wengi
lumaku turut petenging lurung
bakal gawang-gawang campur mega-mega
apa kudu tak buwang bareng karo lumingsiring wengi ?




16-12-2011
ibaliano noveembra

continue reading

Geguritan (puisi moderen) Karya Yono HS

Sepi
yen aku dhong lungguhan
dheke kang dadi seksi
yen aku dhong miwir lintang
dheke iku kang ngancani
yen aku dhong takon werdine urip
dheke kang ngewangi ngudharai
yen aku dhong tak tik tak tik
dheweke ora lungsi ngguyoni
lan setia ngandhani terusna kang
menawa ana asile kena nggo tuku kotang
ora ana wong cubriya.
Semarang, 20 Mei 1996
(Pustaka Candra. Edisi 197 1996/1997)
Kalabendu
tak sengguh kala bathara wus lebur
kisas karo bathara wisnu duk ing nguni
nanging tibake kok ora
abad nuklir lan globalisasi kok ya kaya-kaya
anake kalabendu
jalaran sajake dhengah uwong during siap mecak
yen wus siaga ngono ya no problem
balik sing during kok ya kaya gantine kalabendu
apa jangkane kalatidha tukul meneh
mandi tenan sabdane R. Ng. Ronggawarsito
kapan-kapan wae kalabendu bisa tukul maneh
anggere titah nora waspada
lan mung nuruti hawa.
Semarang, 12 April 1994
(Pustaka Candra. Edisi 193 1996/1997)
Timbang Mbentoyong
timbang mbentoyong mikir butuh
ambok luwih becik sendhonan
sendhon mbalung geni ngono dol … dol
mbalung geni mas … mbok menawa
tahun iki mas … aku bisa
mbalung gheni mas … mbok menawa
tahun ngarep mas … aku mulya
mbalung geni dhik … mbok menawa
aku kowe dhik … ora rekasa
mbalung geni dhik … mbok menawa
globalisasai dhik ra gawe kuciwa
mboke kampret mas … mbok menawa
muga-muga kabeh titah kalis ing sambekala
oh hiya cocok-cocok
wis … wis mengko yen kelantur-lantur dhik
Semarang, 12 April 1994
(Pustaka Candra. Edisi 193 1996/1997)
Aja seneng ngumpetake dalan
dadi guru aja seneng ngumpetake dalan
dimen muride ndalan
dadi wong gedhe aja seneng ngumpetake dalan
dimen tembayatan ndalan
dadi dagang aja seneng ngumpetake dalan
dimen nora kepedhotan dalan
dadi wong taniaja ngumpetake dalan
dimen asile kena wareg dipangan
dadi panderek aja seneng ngumpetake dalan
mengko yen malah bingung tubrukan
dadi pepuntone atur
kabeh kabneh aja seneng ngumpetake dalan
mengkone mundhak kedrawasan
mudheng ra lurrr.
Semarang, 20 Mei 1996
(Pustaka Candra. Edisi 197 1996/1997)4
Timbang Mbentoyong
timbang mbentoyong mikir butuh
ambok luwih becik sendhonan
sendhon mbalung geni ngono dol … dol
mbalung geni mas … mbok menawa
tahun iki mas … aku bisa
mbalung gheni mas … mbok menawa
tahun ngarep mas … aku mulya
mbalung geni dhik … mbok menawa
aku kowe dhik … ora rekasa
mbalung geni dhik … mbok menawa
globalisasai dhik ra gawe kuciwa
mboke kampret mas … mbok menawa
muga-muga kabeh titah kalis ing sambekala
oh hiya cocok-cocok
wis … wis mengko yen kelantur-lantur dhik
Semarang, 12 April 1994
(Pustaka Candra. Edisi 193 1996/1997)
Ing kutha gedhe
Kabeh paraga dha nduweni lara bisu
Jalaran angger pethuk mung kaya semut
Onthak-anthuk thok
Ditakoni malah tudang-tuding
Kaya wong pancingen, apa ngene iki sing jenenge egois ki.
Semarang, 12 April 1994
(Pustaka Candra. Edisi 193 1996/1997)
16-12-2011
ibaliano noveembra

continue reading

Geguritan Puisi Bahasa Jawa

Puisi dalam bahasa jawa atau yang disebut geguritan bisa kamu temukan di blog ini secara gratis. Ini adalah geguritan terbaru untuk tahun ini, ada berbagai tema yang disajikan disini mulai dari hal klasih berupa cinta sampai pendidikan. Membuat puisi tidak harus dalam bahasa indonesia bukan, bahasa jawi sampai bahasa inggris seharusnya juga dicoba, untuk memperkaya pengetahuan kita akan kebahasaan.
Apalagi bagi kamu orang jawa adalah hal bijaksana jika mau untuk melestarikan budaya sendiri, salah satunya adalah geguritan. Dengan begitu peninggalan nenek moyang kita akan tetap abadi dihati anak cucunya kelak sampai akhir zaman.


Baiklah inilah dia bro kumpulan puisi bahasa jawa atau Geguritan paling lengkap terbaru dan teristimewa….



PETENGING WENGI
sumribit angin ngelus langit sore
manuk sriti bali ing pucuking cemara
nganti tekaning wengi sing nyenyet
gawang-gawang katon pasuryanmu
gawe tambah kekesing angin sore
tumlawung rasa kang ngulandara
wengi bakal tumeka maneh
bareng karo wewayanganmu
kang bakal ngebaki impen petenging wengi
lumaku turut petenging lurung
bakal gawang-gawang campur mega-mega
apa kudu tak buwang bareng karo lumingsiring wengi ?


PEPADANG BAKAL TUMEKA
angrantu sinambi jumangkah ing dalan kang peteng kebak sandungan
mecaki lurung lurung kang dawa satengahing ara-ara samun
bumi kang kapidak kebak sinengker
anggawa ganda bacin
manuk manuk dhandhang kekitrang wayah sore
peteng kang gemuleng ing angganing manungsa
wus sinerat ana ing kitab duk ing uni
pepadang bakal tumeka anggawa kabar bebungah
kanggo kita sami jalma manungsa
kang bakal amadhangi lurung-lurung, dalan-dalan lan ara-ara samun
amadhangi sakendhenging jagat raya
mara gage kita sami tumenga ing angkasa
mangayubagya rawuhipun sang pepadhang
kanthi mesu raga nutup babahan nawa sanga
mangestu nampi pepadhang …..
jakarta wanci adven minggu kaping kalih warsa 2009
maymintaraga:



WAYAH ESUK PEDUT ANGENDANU
rong puluh tahun kepungkur aku lan sliramu nate mlaku ana dalan kene
saklawase ora nate ketemu
saliramu lan saliraku wus beda ora kaya biyen nalika isih tak kanthi
gandaning wengi mau isih sumrebak ngebaki pedut wayah esuk
wus aja mbok tangisi lakon kang wus kapungkur
wus pirang wayah ketiga tak lakoni nganti rambut warna ireng lan putih
ing dalan iki rong puluh tahun kepungkur
ana cerita rinajut endah
dik, kala kala sliramu isih dadi impenku
pirsanana ana nduwur kae
ana teja manther ing sela-selaning gegodongan
lan lintang panjer wengi sing isih kari sakmenir gedhene
saiki aku lan sliramu linambaran rasa kangen
simpenen kangenmu ana impen ***


LINTANG-LINTANG
lintang-lintang abyor ing tawang
cumlorot sliweran nalika alihan
kumleyang mencok ing socamu asihku
cahyane gumebyar sunare gilar-gilar
ing telenge atimu sliramu tansah dakantu
lintang-lintang alihan
cumlorot telu ana pundhakku
kawitan lintang abang lintang perang
kapindho lintang mirunggan lintang kamanungsan
pungkasan lintang kumukus lintang kadurakan


SEDYAKU
Wis, Jeng…
Aku sumeleh
nyelehake pangarep-arepku
marang katresnan lan kawigatenmu sing semu
yen nyatane amung semene
cunthele lelakonku…
Pepenginku tansah sumandhing
lan nresnani sliramu
kudu dakprunggel
sing luwih wigati, Jeng
donga lan pengestumu wae
tansah mili kanggo aku
Wis, Jeng
aku pamit
becik njembarake pikir
nggayuh kabegjan
mring ati lan katresnan satuhu
tan ora binagi ing liyan
sempurna ing guritan siji…


PEPADANG BAKAL TUMEKA
angrantu sinambi jumangkah ing dalan kang peteng kebak sandungan
mecaki lurung lurung kang dawa satengahing ara-ara samun
bumi kang kapidak kebak sinengker
anggawa ganda bacin
manuk manuk dhandhang kekitrang wayah sore
peteng kang gemuleng ing angganing manungsa
wus sinerat ana ing kitab duk ing uni
pepadang bakal tumeka anggawa kabar bebungah
kanggo kita sami jalma manungsa
kang bakal amadhangi lurung-lurung, dalan-dalan lan ara-ara samun
amadhangi sakendhenging jagat raya
mara gage kita sami tumenga ing angkasa
mangayubagya rawuhipun sang pepadhang
kanthi mesu raga nutup babahan nawa sanga
mangestu nampi pepadhang


KEKUDANGANKU

o, ngger sang ponang jabang bayi
bebarengan tangismu kang kejer sumusup ing wengi
sira wus lahir kanthi slamet
nyawang gumelaring jagat raya
yen sira nangis tak emban lan tak tembangake dandang gula lingsir wengi
kapurih sira bisa turu kanthi tentrem
yen sira mesem tak kudang tak liling
o, ngger sang ponang jabang bayi
tak gadang dadiya wong kang luhur bebudenmu ing tembe ***
kanggo: fabian moreno setiawan lan rubi dirgantara


UDAN WAYAH SORE

udan riwis-riwis nggawa angin gumanti
ora kaya nalika kang kawuri sing kebak pangarep-arep
dikaya ngapa lemah wus kebanjur teles
sesuk esuk yen sang surya wiwit sumunar
lan manuk kepodang colat-colot ana wit gedang
tak tunggu tekamu ing sak ngisore payung
tak kanthi lakumu tumeka ngendi
mbokmenawa sesuk sore wus ora udan riwis-riwis
marakake gawe kekesing ati
manuk kepodang wus mabur mangulon
nanging tetep tak tunggu tekamu ***


NALIKA SEPI ….
pasuryanmu sing bening
tumiba ing banyu mili turut pletheking surya
saya suwe tansaya adoh
ninggalake sepi
tan ana sabawa gumrisiking alang alang
aku mung bisa nyawang
pasuryanmu sing kagawa banyu mili turut kali
nganti datan katon kasaput pedut *


RON GARING
Wengi sansaya atis
nalika aku sesingidan ing sajroning swara gamelan
kang digawa dening angin
prasasat tan kendhat
anggonku kulak warta adol prungu
ananging isih mamring
aku wis pingin cecaketan
obormu kang makantar-kantar
madhangi jangkah lan jagatku
ana ngendi papanmu
lelana tapa brata
tanpa pawarta tanpa swara
aku kadya ron garing
kumleyang kabur kanginan
ing jagat peteng lelimengan
krasa luwih abot
anggonku ngadhepi dina-dina ing ngarep
mlakuku ora mantep
kagubet ribet lan ruwet
adoh saka cahyamu
pedhut ing sakindering pandulu
panjenengan
guruku, sihku, oborku
kancanana sukmaku sinau bab katresnan sajroning ati.
Pengarang: Budhi setyawan
ya itulah kumpulan puisi jawa dari berbagai tema seperti puisi cinta dsb. Jika kamu punya puisi dalam bahasa jawa alias geguritan ayo donk ikutan share di form komentar!!!



16-12-2011
ibaliano noveembra

continue reading